bissmillahirrahmaanirrohiim..
assalamu'alaikum wr.wb.
innalhamdalillah wanasta'inu wanastagfiruh wana'udzubiilahi mingsyururi angfusina wamingsayyiatina mayyadillahu falamudillalah wamayyudlillhu lahadialah..
ashaduanlaailaaha illallooh waashhaduanlaa muhammadanrosululloh..
allohumma shalli 'ala muhammad wa'alaa 'ali muhammad wa 'alihii wa shahbihi wa sallim wabarik'alaih
langkung tipayun mangga urang sami-sami panjatkeun puji sinareng syukur kahadiran Alloh SWT anu mana kalayan qudrat wal iradatna urang sadayana dina kaping .... Ramadhan tiasa riung mungpulung di ieu tempat, ieu ngabuktoskeun ciri urang taat ka alloh SWT nyaeta thalabul ilmi, mudah-mudahan gerak langkah urang, tanaga urang, pikiran urang dibales ku mangrebu-rebu kanikmatan sarta maghfiroh Alloh SWT. aaamiiin...
salawat miwah salam mugia ttep dicurahlimpahkeun k jungjunan urang nyaeta Nabi Muhammad SAW, kapara keluargana, sahabatna, tabi'it tabi'n, tug dugi ka urang sadayana salaku umatna, mudah-mudahan urang sadayana kenging syafaat di yaumul akhir, aaamiiinnn...
salajengna supados teungangkolong kana waktos mangga urng sami buka acara ieu kungaoskeun lapadz bassmallah sasarenngan...
kangge acara salajengna nyaeta acara tausiahan unu bade didugikeun ku Ust....
kalayan waktos sinareng kahormatan disumanggakeun...
penutupan..
ngahaturkeun nuhun ka Ust... anu parantos ngadugikeun tausiahna mudah-mudahan aya manfaatna khususna kangga anjena umumna kangge urang sadayana anu sami-sami ngadanguken nana..
alhmdullah acara di awal dugi k akhir parantos didugikeun, mangga urang sami-sami tutup acara ieu ku ngaoskeun lapadz hamdalah..........
ssalamu'alaikum wr. wr.
Yasir-Nurhakim Panyosogan
Jumat, 20 Juli 2012
Minggu, 13 Mei 2012
7 Tipe Wanita yang Dijauhi Pria
Mario Teguh
Susah dapat pacar atau
tidak ada kelanjutan hubungan setelah kencan pertama? Mungkin perilaku Anda
penyebabnya. Berdasarkan survey yang dilansir Pravda, rata-rata pria akan kesal
jika melihat temanwanitanya mengomentari penampilan wanita lain. Apa lagi
perilaku yang bisa ‘menurunkan’ nilai wanita di mata pria? Ini jawabannya,
seperti dilansir Times of India & iVillage.
1.
Terlalu Pintar
Setiap
orang menyukai wanita yang pintar dan dapat menyuarakan pendapatnya tentang
segala hal. Namun wanita dengan kepercayaan diri terlalu besar dan terlalu kuat
dalam berpendapat dapat membuat pria ‘mundur’. Mereka akan merasa ego dan harga
dirinya dijatuhkan.
2.
Matrealistis
Banyak
pria yang royal kepada wanitanya, namun terkadang wanita memanfaatkannya dengan
terus menguras dompet si pria dengan memintanya untuk membayar belanjaan. Pria
akan mengetahui jika dia sedang dimanfaatkan. Tentu dia merasa tidak dicintai
jika Anda hanya membutuhkan uangnya saja.
3.
Suka Mengritik
Pria
tidak suka mendengar wanita mengomentari kejelekan wanita lain. Pria akan
hilang ketertarikannya jika mendapati wanita yang membandingkan pakaian, sepatu
dan tas mereka dengan wanita lain. Asal tahu saja, pria biasanya kurang
memerhatikan apakah seorang wanita punya selera berbusana yang baik, atau
memakai merek tertentu.
4.
Tukang Mengeluh
Jika
setiap hari yang kita bicarakan hanya keluhan dan menggosipkan kejelekan orang,
jangan salahkan siapa-siapa jika Anda tak bisa menemukan pria yang tepat.
Banyak pria tidak mengerti kenapa para wanita suka bergosip dan mengeluh.
5.
‘Pengawas’ Berat Badan
Anda
suka mengeluhkan berat badan di depan pria? Siap-siaplah mendapat komplain dari
mereka. Jika Anda tiba-tiba panik hanya karena satu kali makan es krim untuk
dessert, pria tidak bisa memahaminya. Kalaupun Anda merasa khawatir dengan
bentuk tubuh, cukup bicarakan kepada teman atau keluarga.
6.
Si Gila Kerja
Setiap
bertemu, yang Anda bicarakan hanyalah deadline tugas dari bos,
presentasi yang njelimet, teman kerja yang menyebalkan atau office boy yang
salah membeli pesanan makanan. Boleh saja membicarakan masalah pekerjaan, tapi
jika sepanjang pertemuan selalu tentang Anda dan rumitnya tugas kantor pria pun
akan bosan.
7.
Terlalu Tergantung
Menjalin
hubungan bukan berarti bersama-sama sepanjang waktu. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Anda adalah seseorang yang terlalu tergantung dengan orang lain.
Ketergantungan ini bisa menghilangkan rasa ketertarikannya terhadap Anda.
Selasa, 27 Maret 2012
Mengapa Harus PUASA Senin dan Kamis??
Mengapa
Harus PUASA Senin dan Kamis??
Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari
Senin, beliau menjawab, “Ia adalah hari kelahiran-Ku, hari aku di utus, dan
hari diturunkan Al-Quran pada-Ku.”
(HR. Muslim)
Segala
pujian dan kesyukuran ditujukan semata-mata hanya kepada Alloh SWT. Dengan
kasih dan sayang-Nya, Dia mengutus manusia-manusia pilihan ke muka bumi ini,
untuk mengajarkan umat manusia bagaimana supaya bisa membuktikan rasa
kesyukuran atas segala anugrah yang telah diberikan-Nya itu.
Salawat
dan Salam kepada salah satu manusia pilihan, Muhammad SAW, yang menjadi figur
spiritual dan sosial bagi umat manusia. Satu-satunya figur manusia pilihan yang
memiliki keistimewaan di antara seluruh umat manusia, karena segala “wejangan”
(aqwal), “aksi” (af’al), dan “sikap-sikap keabstainannya” (taqrirat) menjadi
panutan oleh siapa pun, kapan pun dan dimana pun di penjuru bumi ini.
Banyak
sekali amalan-amalan yang bisa menjadi panutan dari “manusia pilihan”
(al-mustafa) yang satu ini, baik itu dari amalan spiritual maupun sosial. Di
antara amalan spiritula itu adalah puasa sunah yaitu puasa senin dan kamis.
Yaitu jenis puasa yang sering diamalkan oleh Muhammad SAW, para sahabat-Nya dan
tentunya menjadi tradisi bagi umat-Nya.
PENDAHULUAN
Puasa
menurut bahasa artinya “menahan”. Dalam bahasa Arab, kata puasa digunakan sebagai terjemahan dari ash-shisyaam dan ash-shaum.
Di dalam Al-Quran, kedua kata ini ditemukan secara bergantian sebanyak delapan
kali. Dalam istilah keagamaan, puasa artinya adalah upaya menahan dari makan,
minum, hubungan suami istri, dan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa
mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari, dengan niat
ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT.
Puasa
adalah salah satu bagian dari fondasi keislaman seseorang. Persisnya seperti
pada sabda Nabi Muhammad SAW d bawah ini,
“Islam itu dikonstruksi dengan lima fondasi: kesaksian bahwa
tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah hamba dan utusannya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan ibadah haji ke Baitullah”.
(HR Muslim dari Abdullah bin Umar).
Puasa
yang diwajibkan dalam Islam berdasarkan hadist di atas adalah puasa Ramadhan.
Oleh karena itu, puasa Ramadhan masuk ke dalam ketegori puasa wajib. Adapun
puasa sunah atau puasa tathawwu’ banyak juga ragamnya, seperti puasa enam hari
pada bulan Syawal, puasa tanggal sembilan Zulhijjah atau puasa Arafah, puasa
Asyura (tanggal sepuluh Muharram), puasa di bulan Sya’ban, puasa tiga hari pada
setiap bulan Qamariyah, puasa Daud, dan puasa Senin Kamis. Puasa sunah yang
disebutkan terakhir ini, dikenal sebagai puasa yang sangat populer dilakukan
umat Islam. Bahkan Nabi selalu menunggu-nunggu kehadiran hari Senin dan kamis,
untuk melaksanakan puasa. Hal ini sebagaimana dalam sebuah riwayat,
“Rasulullah SAW sering berpuasa pada setiap bulannya (minggu
pertama) pada hari kamis dan hari Senin. Pada minggu kedua berpuasa hari Senin.
(HR An-Nasa’i dari Hafsah ra,
Hadist hasan).
BAGIAN PERTAMA
Mengenal Arti Puasa
Arti Puasa
Kata
puasa yang kita kenal dalam bahasa Indonesia ini berasal dari bahasa Sansakerta
“upawasa”, yang berarti cara atau metode untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Menurut kamus bahasa Indonesia, puasa artinya menghindari makan, minum, dan
sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan).
Kata
puasa dengan segala bentuknya dalam bahasa Arab disebut 13 kali dalam Al-Quran.
Kata yang paling sering digunakan sebagai padanan puasa adalah kata shiam dan hanya disebut satu kali dengan
kata shaum. Meskipun demikian, kata
shaum mengandung makna lebih daripada kata shiam. Kata shiam hanya berarti
berpuasa dengan menahan diri untuk tidak makan, minum, dan bergaul dengan
istri/suami sejak fajar sampai terbenam matahari. Sementara itu, shaum tidak
hanya seperti yang disebutkan di atas, tetapi juga harus mencegah bicara,
mendengar, melihat, dan bahkan pikiran dari hal-hal yang dapat merusak ibadah
puasa. Menurut Al-Ghazali, inilah bentuk puasa yang sesungguhnya yang akan
menghantarkan manusia kepada derajat takwa (A. Khudori Soleh).
Sebaliknya, praktik puasa sudah
berlangsung sejak lama. Bahkan, bukan hanya dipraktikan oleh manusia, tetapi
juga binatang dan tumbuh-tumbuhan melakukan puasa demi melangsungkan hidupnya.
Selama mengerami telur ayam harus berpuasa, ular berpuasa untuk menjaga
struktur kulitnya agar tetap keras, terlindung dari sengatan matahari dan
terlindung dari duri hingga ia tetap mampu melata di permukaan bumi. Ulat-ulat
pemakan daun juga berpuasa agar dapat menjadi kupu-kupu dan menyerbukan
bunga-bunga.
Menurut Encyclopedia of Religion,
bangsa-bangsa berkebudayaan tinggi dan kuno sebelum masehi seperti bangsa Roma,
Yunani, Mesir Purba, Natches di Amerika Tengah, dan Cina berpuasa untuk memuja
roh nenek moyang, membersihkan dosa dan persiapan menjadi pemimpin atau ketua
agama. Sementara itu, orang Roma berpuasa terutama jika diserang musuh untuk
memperoleh kemenangan. Mereka percaya puasa akan menguatkan karena mengajarkan
kesabaran dan ketahanan. Dua nilai yang diperlukan untuk kejayaan dalam
perjuangan melawan musuh yang nyata dan nafsu yang tidak nyata. Suku Indian di
Amerika Utara berpuasa sebelum atau sedang dalam ikhtiar untuk mendapatkan
visi. Adat Mesir, Babylon purba dan beberapa suku di Peru sebelum zaman
Columbus menganggap puasa sebagai satu cara untuk menebus dosa serta untuk
menunjukkan kesedihan atau kesalahan yang telah dilakukan.
Dalam perspektif Islam, disebutkan
bahwa puasa sudah diwajibkan kepada semua umat sejak dulu, Allah SWT berfirman:
183. “Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa”. (QS.
Al-Baqarah (2);183).
BAGIAN KEDUA
Senin dan Kamis Hari-hari yang Teristimewa
Begitu
istimewanya persoalan waktu atau masa dalam agama Islam. Sehingga Allah sendiri
menegaskan akan pentingnya beberapa macam ajaran-ajaran-Nya “Via” kitab suci Al-Quran dengan menggunakan
pernyataan-pernyataan yang mengandung sumpah. Salah satu objek sumpah yang
digunakan-Nya adalah waktu atau masa itu. “masa” atau “waktu” yang digunakan
untuk bersumpahpun beragam bentuknya. Mulai dari hari sampai kurun waktu
tertentu tidak luput dari objek sumpah Allah SWT. “Hari” yang digunakan
bersumpah pun masih bisa dibagi-bagi lagi, ada yang pagi, siang, sore dan
malam.
Kata
sore misalnya, menurut sebagian orang ada yang memahami bahwa Allah SWT pernah
bersumpah dengan waktu sore ini didasarkan firman Allah SWT pada surat
Al-‘Ashr, ayat 1:
1. demi
masa.
Karena, hal ini dikaitkan dengan shalat Ashar dan
segala keutamaannya dari beberapa ayat Al-Quran.
As-Suyuthi
dalam Al-Itqaan bahwa diantara rahasia mengapa Allah bersumpah dengan
makhluk-Nya salah satunya adalah untuk menunjukkan betapa besarnya manfaat
makhluk yang disebutkan itu bagi kehidupan manusia. Jikalau hal ini dikaitkan
dengan pemahaman yang mengatakan bahwa maksud dari ayat pertama surat Al-‘Ashr
adalh masa kehidupan manusia. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hari-hari
Nabi SAW tentunya sarat dengan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat bukan hanya
bagi diri Nabi pribadi, tetapi juga bagi umat yang menjadikannya sebagai figur
dalam kehidupan mereka.
Kehidupan
Nabi SAW tentu tidak luput dari perguliran dan pertukaran tujuh hari dalam
seminggu. Namun yang pasti, ada satu amalan sunah yang mengacu pada nami hari
yaitu hari Senin dan Kamis. Dalam beberapa Hadist disebutkan, bahwa Nabi SAW
melakukan puasa sunnah pada dua hari ini, diantaranya adalah:
“Rasulullah SAW selalu
menunggu-nunggu saat berpuasa pada hari senin dan kamis”. (HR. Ahmad dari Aisyah ra, Hadist sahih).
Ada kesan bahwa Nabi SAW seolah-olah (tentu dengan
petunjuk Allah) telah memilih dua hari ini untuk selalu berpuasa sunah, dan itu
tentu bukanlah pilihan yang asal-asalan. Dengan kata lain, tentu ada hikmah
yang bisa ditemukan dibalik pemilihan Nabi SAW akan kedua hari ini. Berikut ini
ada beberapa hal penting setidaknya dianggap menjadi hikmah, mengapa hari Senin
dan kamis dipilih sebagai hari berpuasa oleh Nabi Muhammad SAW.
Hari Lahir dan Wafatnya Kekasih Allah, Muhammad SAW
Hari senin atau hari kedua dalam bulan
Qamaryah ini, kalau dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang berhubungan
langsung dengan Nabi Muhammad SAW mugnkin momen yang bersejarah bagi baliau
pastilah dikaitkan dengan masa kelahiran beliau. Dalam beberapa riwayat
disebutkan,
Nabi SAW pernah ditanya tentang puasa Senin, Beliau
bersabda,
“itu adalah hari aku dilahirkan, diangkat menjadi Nabi, dan diturunkannya
kepadaku Al-Quran (pertama kali)”. (HR
Muslim dari Abu Qatadah Al-Anshari).
(Abu Qatadah) bertanya, “Wahai Rasulullah, apa
pendapatmu tentang puasa Senin dan Kamis?” Rasulullah bersabda, “pada hari itu
Aku dilahirkan dan Al-Quran diturunkan kepadaku (pertama kali).” (HR Abu Daud dari Abu Qatadah, Hadist
sahih).
(Ibnu Abbas) berkata, “Nabi SAW dilahirkan pada hari Senin,
diangkat menjadi Nabi pada hari Senin, melaksanakan hijrah dari Mekah ke
Madinah pada hari Senin, sampai di Madinah pada hari Senin, Hajar Aswad
diangkat kembali ketempaynya pada hari Senin juga.” (HR Ahmad dan Ibnu Abbas).
Hari
Pelaporan Amal Ibadah
Diantara
hikmah pemilihan hari Senin dan Kamis sebagai hari berpuasa sunah adalah
berkaitan dengan masa “penyetoran” atau “pemeriksaan” amal manusia ke hadirat
Allah SWT. Sebagaimana yang terungkap dalam beberapa riwayat yang maqbul
(diterima) berikut ini, Rasulullah SAW bersabda,
“Amal-amal perbuatan manusia dilaporkan dua kali dalam
seminggu, yaitu hari Senin dan Kamis. Setiap orang yang beriman akan dapat
ampunan Allah, kecuali orang yang diantara dirinya dan saudaranya ada
perselisihan. Dikatakan, ‘Akhirkanlah (ampunan bagi) keduanya, sampai mereka
berdamai’”. (HR Muslim dari Abu Hurairah)
Dalam
sabda Rasulullah yang lain disebutkan,
“Amal-amal perbuatan manusia dilaporkan pada hari Senin dan
Kamis. Aku senang kalau amalanku dilaporkan pada saat berpuasa”. (HR At-Tirmidzi dari Abu Hurairah, hadist
hasan gharib)
Sudah
maklum jika dikatakan bahwa tujuan akhir puasa sebagai mana dalam Al-Quran
adalah takwa,
183. Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah 183)
Hari Pembukaan Pintu Gerbang Surga
“Pintu-pintu surga akan
dibukakan pada hari Senin dan Kamis. Semua hamba yang tidak melakukan syirik
akan diampuni oleh Allah, kecuali ada orang yang memiliki rasa permusuhan
dengan saudaranya. Dikatakan kepadanya, ‘tunda dulu ampunan bagi dua orang yang
berselisih ini sampai keduanya berdamai, ‘tunda dulu ampunan bagi dua orang
yang berselisih ini sampai keduanya berdamai, ‘tunda dulu ampunan bagi dua
orang yang berselisih ini sampai keduanya berdamai’”. (HR Muslim dari Abu Hurairah)
Hadist ini menunjukkan bahwa pintu-pintu
surga dibukakan pada hari Senin dan Kamis. Hari Senin dan Kamis adalah dua hari
dalam seminggu, bisa diperkirakan bahwa dalam satu bulan dua hari ini berjumlah
masing-masing empat kali. Dalam perhitungan tahunnya, lebih kurang empat puluh
empat kali peluang pintu-pintu Surga dibukakan oleh Allah bagi yang berpuasa
Senin dan Kamis. Tentu dengan pengecualian bulan Ramadhan, karena sepanjang
hari mulai Senin sampai dengan Minggu selama satu bulan penuh pintu-pintu Surga
juga dibukakan, Nabi SAW bersabda:
“Jika bulan Ramadhan
telah tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan
dibelenggu”. (HR Al-Bukhari dan Muslim
dari Abu Hurairah ra)
Hari Yang Diberkahi Allah SWT
Hari Senin dan Kamis juga merupakan
hari0hari yang dikenang dalam sejarah sebagai penuh berkah. Berkah umat Islam
secara keseluruhan, maupun secara individual. Keberkahan yang diperoleh secara
keseluruhan diantranya kesuksesan hijrah Nabi SAW ke Madinah Munawwarah bersam
kaum Muslimin yang terjadi pada hari Senin, tepatnya pada tanggal 24 September
622 M, atau 14 Rabiul Awal dalam perhitungan bulan Qamariyah.
Peristiwa lain yang menjadi bukti
keberkahan yang dirasakan oleh uma Islam pada hari Senin adalah Perang Badar.
Perang ini terjadi tepatnya pada hari Senin di bulan Ramadhan 624 M. Keberkahan
yang dirasakan oleh umat Islam saat itu adalah dengan pertolongan yang
diberikan Allah dengan mengutus para Malaikat-Nya, untuk ikut menggetarkan
musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Kisah tentang pertolongan Allah terhadap
pejuang-pejuang Badar ini diabadikan dalam Al-Quran:
123. sungguh Allah telah menolong kamu dalam
peperangan Badar, Padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah.
karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.
124. (ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin:
"Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu
Malaikat yang diturunkan (dari langit)?"
125. Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka
datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu
dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.
126. dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan
sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya.
dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Adapun
keberkahan yang diperoleh secara Individual, diantaranya adalah seperti:
-
-Berkah Nabi SAW sendiri, ketikan
terkabulnya doa dan permohonan beliau setelah 3 hari, yang dimulai pada hari
Senin.
“Nabi SAW berdoa (minta pertolongan kepada Allah) tiga kali
di dalam Mesjid Al-Fath, yaitu pada hari Senin, Selasa, Rabu. Doa beliau baru
terkabul saat antara dua Shalat pada hri Rabu. Hal ini diketahui dari keceriaan
yang ada di wajah beliau. Jabir berkata, ‘tiada satu hal pun yang sulit bagiku,
kecuali aku mencoba untul berdoa saat itu juga, dan akhirnya aku pun tahu
diijabahnya doa tersebut’”. (HR Ahmad
dari Abdullah bin Jabir ra, hadist hasan).
-
-Berkah keselamatan kepada Nabi SAW dan
Abu Bakar dari ancaman pembunuhan, ketika keduanya bisa keluar dengan aman dari
Mekah untuk melaksanakan Hijrah. Demikian juga ketika berda di Gua Tsur, dan
bisa keluar dari Guauntuk menlanjutkan perjalanan ke Madinah bertepatan pada
hari Senin.
-
Berkah “hidayah” yang diperoleh Umar Bin
Khathab, sehingga beliau memeluk agama Islam pada hari Senin.
-
-Berkah bagi salah seorang sahabat Nabi
SAW, karena mendapat pengajaran dari Nabi pada hari Senin tentang solusi dari
satu persoalan “domestik” suami istri.
-
-Hari Senin dan Kamis adalah hari
diciptakannya pepohonanan makhluk melata.
Rasulullah
bersabda,
“Allah Azza wa jalla menciptakan tanah pada hari Sabtu,
gunung-gunung pada hari Ahad, pepohonan hari Senin, kandungan bumi hari Selasa,
cahaya hari Rabu, dihamparkan bintang-bintang hari Kamis, dan terakhir menjadikan
Adam as setalah waktu sore dan akhir perhitungan waktu antara sore sampai malam
di hari Jumat”. (HR Muslim dari Abu
Hurairah)
- -
Abu Bakar berharap hari Senin hari
terakhir baginya, seperti hal nya Nabi SAW,
(Aisyah ra) berkata: “Sesungguhnya Abu Bakar tatkala sudah
mendekati ajalnya, berkata: ‘ini hari apa? ‘para sahabat menjawab, ‘Hari Senin’.
‘Jika aku meninggal pada malam ini, jangan menunggu untuk dikubur besok. Aku
lebih suka kalau hari-hari dan malam-malam trakhir ku lebih mendekati hari-hari
dan malam-malam terakhirnya Rasulullah SAW, ‘kata Abu Bakar”. (HR Ahmad dari Aisyah ra)
Sabtu, 17 Maret 2012
Jilbab Bagi Wanita WAJIB !! Untuk Dipakai
Jilbab Busana Seorang Muslimah
"Hai
Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
(QS.
Al Ahzaab (33) : 59)
Jilbab.
Akhir-akhir ini kata tersebut semakin marak terdengar di telinga kita seiring
dengan semakin semaraknya saudara-saudara kita para muslimah memakainya dalam
kehidupannya sehari-hari. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan jilbab itu ?
Apa pula dasar hukumnya dan mengapa Islam mewajibkan kaum hawa untuk
mengenakannya di dalam kesehariannya ?
1.
Pengertian Jilbab
Islam
sebagai agama yang bersifat universal dalam arti mempunyai aturan-aturan yang
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dimana di dalamnya terdapat
aturan/hukum-hukum yang mengatur masalah pakaian baik itu bagi laki-laki maupun
bagi perempuan, yang pada intinya pakaian itu baik bagi laki-laki maupun bagi
perempuan digunakan sebagai penutup aurat sebagaimana disebutkan di dalam Al
Qur'an. Firman Allah :
"Hai
anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu
oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya
'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu
tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan
syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS.
Al A'raaf (7) : 26-27)
Sehingga
yang menjadi permasalahan sekarang adalah manakah batas-batas aurat itu ? Untuk
aurat laki-laki sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Ahmad,
dan Hakim adalah dari pusar sampai dengan lutut. Bagian itulah yang bagi
laki-laki harus ditutup sedangkan bagian yang lainnya boleh ditampakkan.
"Dari
Muhammad bin Jahsy berkata : Rasulullah lewat di depan Ma'mar kedua pahanya
terbuka, maka sabdanya : Hai Ma'mar ! Tutuplah kedua pahamu karena paha itu
aurat" (HR. Bukhari, Ahmad, Hakim)
Lalu
dimanakah aurat wanita itu ? Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dikatakan bahwa aurat wanita itu adalah seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan hingga pergelangan tangannya.
"Hai
Asmaa' ! Sesungguhnya seorang perempuan apabila telah datang waktu haidh, tidak
patut diperlihatkan tubuhnya melainkan ini dan ini (Rasulullah berkata sambil
menunjuk muka dan kedua telapak tangannya hingga pergelangannya)" (HR. Abu
Dawud dari Aisyah r.a)
Di
dalam Al Qur'an Allah berfirman:
"Katakanlah
kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan
memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka
kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita)
atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka
memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan
bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
(QS. An Nuur (24) : 31)
Dari
uraian diatas dapatlah kita ketahui bahwa jilbab merupakan pakaian yang lapang
yang menutup aurat wanita (seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan sampai
pergelangan tangan). Jadi pada pengertian tersebut jilbab berbeda dengan
kerudung. Kerudng merupakan kain yang digunakan untuk menutupi kepala, leher,
hingga dada sedangkan jilbab maliputi keseluruhan pakaian yang menutup mulai
dari kepala sampai kaki kecuali muka dan telapak tangan hingga pergelangan
tangan. Sehingga seseorang yang mengenakan jilbab pasti berkerudung tetapi
orang yang berkerudung belum tentu berjilbab.
2.
Kewajiban berjilbab bagi muslimah
Seorang
muslimah adalah seorang wanita yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dimana
keimanannya itu diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan
dengan perbuatan sehari-hari. Dan pengamalan dari keimanan ini adalah dengan
menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Mengenakan jilbab bagi seorang wanita adalah merupakan suatu perintah dari
Allah SWT dimana hukumnya adalah wajib yang bila dikerjakan berpahala dan bila
ditinggalkan berdosa. Hal ini didasarkan atas perintah Allah dalam surat Al
Ahzaab ayat 59 dan surat An Nuur ayat 31 diatas
Dari
dua ayat ini jelas bahwa Allah mewajibkan wanita beriman untuk mengenakan
jilbabnya /kerudungnya kecuali kepada orang-orang tertentu seperti yang tercantum
dalam surat An Nuur : 31 diatas yaitu :
"Dan
janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita"
Jadi
amatlah disayangkan apabila kita menjumpai saudara-saudara kita muslimah yang
memakai jilbabnya hanya untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja seperti
pada waktu sekolah, mengajar, kuliah, dsb. Tetapi diluar itu apabila dia keluar
rumah tidak memakai jilbabnya. Marilah kita perhatikan dan kita renungkan
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dari Ibnu Mas'ud :
"Perempuan
itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari rumahnya maka syetanpun berdiri
tegak (dirangsang olehnya)" (HR. Turmudzi)
3.
Hikmah memakai jilbab dalam kehidupan sehari-hari
Begitu
pentingnya jilbab bagi seorang muslimah sehingga dalam sebuah hadits Rasulullah
bersabda :
"Telah
berkata Ummu 'Athiyah saya bertanya : 'Ya Rasulullah apakah salah seorang dari
kami dinyatakan bersalah bila ia tidak keluar (pergi ke tanah lapang) karena ia
tidak mempunyai jilbab ?' Maka sabdanya : 'Hendaklah temannya meminjamkan
jilbab untuknya'." (HR. Bukhari Muslim)
Jadi
Rasulullah mewajibkan seorang muslimah untuk mengenakan jilbabnya dalam keadaan
apapun, begitu pentingnya hal ini sehingga apabila seorang muslimah tidak
mempunyai jilbab beliau menyuruh temannya untuk meminjaminya.
Berikut
ini beberapa hikmah dari diwajibkannya jilbab bagi seorang muslimah :
a) Sebagai
identitas seorang muslimah
Allah
memberikan kewajiban untuk berjilbab agar para wanita mukmin mempunyai ciri
khas dan identitas tersendiri yang membedakannya dengan orang-orang non muslim.
Dalam sebuah hadits dikatakan :
"Barangsiapa
menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka" (HR. Abu Dawud)
b) Meninggikan
derajat wanita muslim (muslimah)
Dengan
mengenakan jilbab yang menutup seluruh auratnya dan tidak membuka auratnya di
sembarang tempat, maka seorang muslimah itu bagaikan sebuah batu permata yang
terpajang di etalase yang tidak sembarang orang dapat mengambil dan
memilikinya. Dan bukan seperti batu yang berserakan di jalan dimana setiap
orang dapat dengan mudah mengambilnya, kemudian menikmatinya, lalu membuangnya
kembali.
Allah
berfirman :
"Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(QS.
An Nahl (16) : 97)
c) Mencegah
dari gangguan laki-laki tak bertanggung jawab
Hal
ini mudah dipahami karena dengan seluruh tubuh tertutup kecuali muka dan
telapak tangan, maka tidak akan mungkin ada laki-laki iseng yang tertarik untuk
menggoda dan mencelakakannya selama ia tidak berperilaku yang berlebih-lebihan.
Sehingga kejadian-kejadian seperti perkosaan, perzinaan, dsb dapat dihindarkan
"Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Israa' (17) : 32)
d) Memperkuat
kontrol sosial
Seorang
yang ikhlas dalam menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya khususnya
dalam mengenakan busana muslimah, Insya Allah ia akan selalu menyadari bahwa
dia selalu membawa nama dan identitas Islam dalam kehidupannya sehari-hari,
sehingga apabila suatu saat dia melakukan kekhilafan maka ia akan lebih mudah
ingat kepada Allah dan kembali ke jalan yang diridhoiNya.
Khatimah
Dari
uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa dengan diwajibkannya jilbab sebagai
busana muslimah ternyata banyak membawa manfaat dan hikmah bagi yang
memakainya. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
"Ya
Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS.Ali Imran (3) : 191)
Demikianlah
sebagai penutup marilah kita renungkan firman Allah dalam surat Al Baqarah 85
berikut :
85. kemudian kamu
(Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan
daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka
dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai
tawanan, kamu tebus mereka, Padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang
bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab (Taurat) dan ingkar
terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat
demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah
dari apa yang kamu perbuat.
Rabu, 29 Februari 2012
Kata-kata Mutiara 100 Episode (Part 1)
Kata-kata Mutiara 100
Episode
Selamat
membaca dan semoga bermanfaat!!
Episode Pertama:
“Jangan tanya
sesuatu yang bila dijawab anda akan sakit hati”.
Episode Kedua: “Segala
sesuatu berdasarkan hanya karena Allah semata, berawal dari KETERPAKSAAN
akan menghasilkan KEBIASAAN dan hal tersebut akan membuat jadi BISA!!”.
Episode Ketiga: “Cinta
itu murni, tapi jangan menukarkan keimanan dengan cinta”.
Episode Keempat: “Iman itu adalah Mutiara, dan sebaik-baik mutiara
adalah mutiara yang tak tergores”.
(Pikirkan hal ini!!!)
Episode Kelima: “Hasbiyalloh
(cukuplah Allah bagiku)”.
Episode Keenam: “Ikhtiar adalah emas, dan sebaik-baik emas adalah emas yang berada
di tempat terdalam”.
Episode Ketujuh: “Bersyukurlah ketika dihinggapi masalah, karena dengan itu kita senantiasa ingat
kepada pencipta seluruh alam”.
Episode Kedelapan: “Sebelum kita ingat kepada Allah, Allah sudah terlebih dahulu ingat kepada kita”. Ga malu tuh??
Episode Kesembilan: “Kehidupan itu seperti
asap, berjalan, terus hilang dan akhirnya berkumpul disuatu tempat”.
Episode Kesepuluh: “Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain”.
Episode Kesebelas: “Solat adalah penyejuk mata hati dan penenang jiwa”.
Episode
Keduabelas: “Terus kejar mimpimu, terkadang mimpi itu jadi kenyataan”.
Episode
Ketigabelas: “Jalani
hidup seperti hewan, tidak berakal tapi tahu arah dan tujuan”.
Langganan:
Postingan (Atom)